Saturday, 8 January 2011
Mencari kebahagiaan
Mencari kebahagiaan adalah fitrah murni setiap manusia. Tidak melihat apakah itu lelaki atau perempuan, tua atau muda, orang kaya atau orang miskin, orang besar atau orang kecil. Semua menginginkan kebahagiaan. Segala tindak tanduk manusia dapat kita lihat tidak lain dan tidak bukan hanya untuk mencari kebahagiaan.
Kebahagiaan itu bukan terletak pada tangan, mata, kaki, telinga, atau yang lainnya. Tetapi kebahagiaan itu terletak pada hati (jiwa). Orang yang mendapat kebahagiaan akan merasa ketenangan hati, ketenangan jiwa dan keindahan ruh. Kalau kita lihat berbagai cara dan jalan telah ditempuh manusia untuk mendapatkan kebahagiaan. Ada yang mencari kebahagiaan melalui kekayaan, pangkat, nama, kemasyhuran atau isteri yang cantik. Tetapi yang menjadi permasalahan sekarang adalah, benarkah semua itu dapat memuaskan hati manusia dengan mutlak.
Kalau mencari kebahagiaan itu diusahakan dengan kebendaan, percayalah…manusia akan gagal mencari kebahagiaan, manusia akan mencapai kekecewaan, manusia akan merasa malang setiap hari, jiwa tidak tenang, tidak tenteram sepanjang masa. Inilah yang dikatakan Neraka sementara sebelum merasakan Neraka yang hakiki dan dahsyat lagi mengerikan di Akhirat nanti.
Buktinya dapat kita lihat, orang-orang yang mencari kebahagiaan melalui :
1. Kekayaan
Setelah manusia itu mencari kekayaan, ia tidak akan dapat terhindar dari masalah-masalah yang tidak menyenangkan. Yaitu ujian-ujian. Ujian-ujian itu merupakan sunnatullah yang sengaja Allah datangkan kepada setiap manusia. Contohnya, ia tidak dapat terhindar dari sakit yang Allah datangkan kepadanya. Jika sudah ditimpakan kesakitan maka diwaktu itu kekayaan tidak berguna lagi. Atau dalam waktu-waktu yang lain terjadi pencurian, kebakaran, diancam dan sebagainya. Kalau semua itu terjadi, walau sekaya apapun ia, tidak dapat memberi kebahagiaan kepada manusia.
2. Pangkat Dalam keadaan mencari kebahagiaan melalui pangkat, ia juga tidak dapat terhindar daripada dihina oleh orang yang diatasnya. Ia tidak dapat terhindar dari hasad dengki dari orang lain yang berada di atasnya, semua orang akan benci sebab untuk mendapatkan pangkat ia selalu mengumpat orang, memfitnah, menjatuhkan orang lain agar orang memeri perhatian kepadanya. Apabila sudah mendapatkan pangkat apakah ia dapat terhindar dari ujian-ujian yang Allah datangkan kepadanya ? apakah ia dapat terhindar dari kematian anak, isteri, keluarga atau orang yang dicintai ? Apakah pangkat tersebut dapat memberi kebahagiaan dan ketenangan jiwa pada seseorang ??
Begitu juga kalau seseorang itu mencari kebahagiaan dengan nama kemasyhuran dan isteri cantik, ia tidak akan dapat merasakan kebahagiaan dan ketenangan. Orang yang mencari kebahagiaan dengan dunia atau material semata-mata tidak akan menemui kebahagiaan selama-lamanya. Kebahagiaan yang diharapkan tetapi kecelakaan yang datang, yaitu kesengsaraan dan penderitaan di dunia lagi. Kita lihat beberapa contoh :
Bintang film terkenal yang dipuja orang yaitu Marilyn Monroe dan Elvis Presley mati bunuh diri, sedangkan mereka pada lahiriahnya seolah-olah sudah mendapatkan kebahagiaan, mengapa terjadi demikian ?
Ada juga di kalangan mereka yang mencoba bunuh diri, tetapi dapat diselamatkan. Ada yang tidak berani bunuh diri, tetapi terlibat dengan ganja, narkotik, minuman keras, dan bermacam-macam kejahatan yang mengerikan dan merusakkan masyarakat. Ada juga yang sebelum dapat dunia, mereka berusaha sungguh-sungguh agar dapat memberi kebahagiaan, kepuasan jiwa dan ketenangan hati. Dengan itu mereka membenci dunia, mereka tinggal segala-galanya membawa diri mengikut rasa hati, kesana kemari tidak tentu arah. Ada yang membiarkan pakaiannya compang-camping, seolah-olah ingin hidup seperti rumput rampai. Malah penyakit-penyakit beginilah yang menjadi masalah pada masyarakat sekarang ini.
Benarlah firman Allah SWT yang artinya :
"Tidak ada hidup di dunia ini, melainkan mata benda yang menipu daya"
[Q.S. Al Hadid : 20]
Di dunia lagi sudah terasa menipu dan mengecewakan, buktinya mereka yakin pangkat, kekayaan, nama dan kemasyhuran, serta isteri cantik dapat memberikan kebahagiaan, tetapi semua itu telah menipu mereka. Di Akhirat nanti baru dia sadar bahwa dunia ini menipunya, hingga menjadikan dia lupa perintah Allah. Karena dunialah yang menyebabkan dia terjun ke Neraka.
Firman Allah SWT yang artinya :
"Rasakan azab dan siksa yang pedih"
Kalau begitu dimanakah kebahagiaan yang hakiki, di dunia atau Akhirat …? Kebahagiaan yang hakiki lagi sejati adalah setelah kita beriman kepada Allah dan Rasul serta melaksanakan apa yang diwajibkan dan meninggalkan apa yang dilarang dengan sepenuh hati dan ikhlas.
Allah berfirman yang artinya :
"Ketahuilah bahwa dengan mengingati Allah itu hati akan tenang (jiwa akan tenang)"
[Q. S. Ar-Raad : 28]
Dimana di Akhirat nanti tidak berguna lagi harta kekayaan, pangkat, pujian dari orang dan isteri yang cantik. Semua tidak akan dapat memberi manfaat lagi di hari Akhirat.
Firman Allah yang artinya :
"Di hari itu tidak berguna lagi harta dan anak-anak, kecuali mereka yang datang kepada Allah dengan membawa hati yang selamat sejahtera"
[Q.S. Asy-Syuaraa : 88 - 89]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment